Beranda | Artikel
Khotbah Jumat Masjid Nabawi : Kekuatan Zikir HauqalahDalam Merubah Kondisi
Selasa, 30 Oktober 2018

Khotbah Jum’at, Masjid Nabawi,17 Shafar 1440 H

Khotib : Shekh Husen Bin Abdul Aziz Alu Syekh.

خطبة الجمعة من المسجد النبوي 17 صفر 1440 هـ

الخطيب فضيلة الشيخ حسين بن عبد العزيز آل الشيخ

Judul:
( Kekuatan Zikir “Hauqalah” Dalam Merubah Kondisi )
Penerjemah : Usman Hatim

Khotbah Pertama

Di zaman fitnah (kekacauan) melanda seperti sekarang, musibah merata, para musuh menguasai umat Islam, sehingga menimbulkan berbagai penderitaan dan kenistapaan, kiranya perlu sekali mengingatkan kaum muslimin akan solusi yang meyakinkan bagi setiap kegundahan, dan cara-cara yang benar untuk keluar dari segala kesulitan dan problematika.

Kaum muslimin sekalian:

Kehidupan yang fana ini memang penuh musibah dan beban penderitaan. Firman Allah:

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي كَبَدٍ [ البلد/4]

“Sungguh kami ciptakan manusia dalam berbagai kesulitan”.Qs Albalad: 4

Inti terpenting untuk keluar dari segala problematika dan terlepas dari keprihatinan hidup ini hanyalah ada pada perwujudan takwa kepada Allah –subhanahu wa ta’ala– dalam kesendirian dan keramaian, serta kembali dengan bertobat kepadaNya siang dan malam, mengagungkanNya sepenuh hati, dan bersimpuh kepadaNya dikala senang dan susah. Firman Allah:

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا ، وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ [الطلاق/2-3]

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, pastilah Allah menyiapkan baginya jalan keluar, dan memberinya rezeki yang tidak terduga. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Dia mencukupinya”.Qs At-Thalaq:2-3

Firman Allah:

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا [ الطلق/4]

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan urusannya mudah“.Qs At-Thalaq:4

Suatu gambaran hati yang merendah dan pasrah kepada Allah –subhanahu wa ta’ala– ialah seperti apa yang diajarkan dan dipesankan oleh Nabi –shallallahu alaihi wa sallam– kepada sejumlah sahabat, luar dan dalam, ucapan dan tindakan, perilaku dan fakta. Beliau memberi petunjuk kepada Abu Musa Al-Asy’ari dalam sabdanya:

” قُلْ: لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، فَإِنَّهَا كَنْزٌ مِنْ كُنُوزِ الجَنَّةِ ” رواه البخاري ومسلم

“Katakanlah selalu,La haula Wa La Quwwata Illa Billah (tidak ada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah, sebab ini merupakan kekayaan surga)”. HR Bukhari Muslim.

Abu Dzar –radhiyallahu anhu– bercerita:

” أوْصَانِى حَبِيْبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أُكْثِرَ مِنْ قَوْلِ لَا حَوْلَ ولا قُوَّةَ إِلّا بِاللهِ “

Aku pernah dipesan oleh kekasihku –shallallahu alaihi wa sallam- agar memperbanyak mengucapkan,La haula Wa La Quwwata Illa Billah”.

Sungguh pesan beliau tersebut merupakan zikir yang sangat agung; singkat kalimatnya, namun padat artinya. Itulah zikir yang dilantunkan lidah dan diyakini hati. Sungguh tidak ada yang dapat menolong untuk mewujudkan kemaslahatan dunia dan akhirat kecuali Allah –subhanahu wa ta’ala-. Barangsiapa yang Allah tolong, maka tertolonglah ia, dan barangsiapa yang Allah telantarkan, maka terhinalah ia.

Itulah zikir yang diyakini oleh seseorang bahwa tidak terjadi perubahan bagi dirinya dan orang lain dari suatu kondisi ke kondisi lain, tidak ada pula kekuatan baginya dalam mengatasi suatu urusan atau mengegolkan suatu tujuan kecuali melalui ketakwaan kepada Allah Yang Maha Kuat, Maha Luhur dan Maha Agung.

Suatu zikir yang membuat seseorang memperlihatkan dirinya benar-benar miskin dan rendah di hadapan Tuhannya. Karena itulah dirinya mutlak membutuhkan pertolongan dari Sang Pencipta Yang Maha Perkasa dan Penentu segalanya.

Suatu zikir yang terucap dari lidah seorang hamba yang hatinya bertauhid kepada Tuhan yang Maha Esa dan Maha Agung, yang merupakan sumber dari pertolongan, kemenangan, kemudahan dan solusi segala permasalahan.

Firman Allah:

سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا [الطلاق/7]

“Allah akan menjadikan setelah kesuliatan suatu kemudahan”.Qs At-Thalaq:7

Suatu zikir bagi tercapainya kesuksesan, solusi dan pemecahan masalah. Firman Allah :

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوا وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ. [الأنفال/45]

Wahai orang-orang beriman, bilamana kamu berhadapan dengan kelompok (musuh), maka teguhkan pendirianmu dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu menang”. Qs.Al-Anfal:45

Suatu zikir yang seharusnya seorang muslim melafalkannya dengan bahasa ucapan dan perbuatan. Sebab di situlah rahasia tauhid, yang membuat seseorang bersikap rendah hati kepada Sang Pencipta, memfokuskan perhatian kepadaNya serta merasa tidak memiliki daya dan kekuatan kecuali atas pertolonganNya.

Ibnul-Qayim berkata:

“هذه الكلمة لها تأثير عجيب في معاناة الأشغال الصعبة وتحمل المشاق والدخول على الملوك ومن يخاف وركوب الأهوال”

“Statement ini memiliki pengaruh yang mengagumkan dalam mengatasi persoalan-persoalan sulit, menanggung beban berat, khawatir ketika menghadap penguasa dan mengarungi bahaya”.

Wahai hamba Allah:

Marilah kita dengarkan kisah agung yang menjadi bukti nyata bahwa kekuatan tauhid dapat mengurai segala problem, betapapun besarnya, dapat memecahkan segala persoalan serius, betapapun rumitnya.

Kisah ini diangkat oleh banyak pakar tafsir dari berbagai sisi; minimal tingkat periwayatnya adalah hasan.

Alkisah, bahwa Auf Bin Malik Ashja’i, putranya bernama Salim tertawan oleh kaum musyrikin. Menghadaplah Auf kepada Nabi –shallallahu alaihi wa sallam– seraya berkata: “Ya Rasulallah, musuh telah menawan putraku”. Dia pun mengadu kepada Nabi tentang kemiskinan yang melilit dirinya. Maka Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam– berpesan kepadanya:

«ما أمسى عند آل محمد إلّا مد فاتّق الله واصبر وأكثر من قول: لا حول ولا قوة إلّا بالله»

“Tidak pernah tersisa di tempat keluarga Muhammad kecuali satu mud, maka bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah; perbanyaklah mengucapkan, “La HaulaWa La Quwwatailla Billah”.

Menurut riwayat lain, Nabi –shallallahu alaihi wasallam– menyuruhnya bersama istrinya melaksanakan pesan itu, lalu dia melakukan apa yang beliau pesankan. Maka ketika dia sedang santai di rumahnya, datanglah putrannya -yang sudah dilupakan oleh lawannya- membawa seekor unta yang kemudian ia berikan kepada ayahnya yang sedang membutuhkan. Selanjutnya sang ayah pergi menghadap Nabi –shallallahu alaihi wa sallam– menyampaikan berita perihal Auf dan unta itu. Maka Nabi pun bersabda kepadanya:

“اصنع بها ما أحببتَ، وما كنتَ صانعًا لإبلك “.

“Lakukanlah menurut apa yang kamu sukai, dan apa yang kamu perbuat terhadap untamu”. Lalu turunlah ayat:

“وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا ، وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ” [الطلاق/2-3]

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, pastilah Allah menyediakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki yang tidak terduga. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Dia mencukupinya“.Qs At-Thalaq:2-3

Dari sinilah para sahabat mengamalkan pesan agung ini dalam ucapan dan perbuatan. Ibnu Abid-Dunya meriwayatkan bahwa ketika Abu Ubaidah terkena embargo, Umar  menulis surat kepadanya yang isinya:

“مهما ينزل بامرئ شدة سيجعل الله بعده فرجا ، وإنه لن يغلب عسر يسرين “

“Sekeras apapun penderitaan yang menimpa seseorang, pastilah Allah akan memberikan jalan keluar sesudahnya, tidak mungkin satu kesulitan mengalahkan dua kemudahan. Sambil mengutip ayat:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ [آل عمران/200]

bersabarlah kamu, kuatkanlah kesabaranmu, tetaplah bersiap siaga dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung”.Qs Ali Imran:200

Itulah ketergantungan dan kepasrahan hati kepada Allah serta pengucapan lidah dalam berzikir kepadaNya yang mampu mendatangkan solusi bagi segala keprihatinan betapapun rumit dan peliknya.

Al-Fudhail berkata:

“والله لو يئست من الخلق حتى لا تريد منهم شيئا، لأعطاك مولاك كل ما تريد”

“Demi Allah, andaikan keputus asaanmu kepada sesama makhluk memuncak hingga kamu tidak menginginkan apapun dari mereka, niscaya Tuhan yang melindungimu tetap memberimu apa yang kamu inginkan”.

Kaum muslimin sekalian:

Salah satu faktor yang dapat mengobati kesedihan dan menghilangkan keprihatinan bahwa manakala seseorang merasa belum menemukan solusi dan hatinya mulai frustrasi setelah lama berdoa dengan penuh kerendahan, namun belum juga terlihat tanda-tanda terkabulnya doa, maka hendaklah kembali mencerca diri sendiri untuk mengulang tobatnya kepada Allah secara tulus dan sungguh-sungguh dengan merendahkan hati dan mengakui bahwa dirinya meskipun pantas menerima cobaan itu, namun begitu tidak tahan menerimanya. Dirinya pun bukan termasuk mereka yang terkabul doanya, namun demikian dirinya tetap mengharap rahmat dan ampunan dari Tuhan.

Maka dalam kondisi batin seperti itu, akan terkabul doanya dan terurai kesedihannya, sebab Allah –subhanahu wa ta’ala– tidak tega melihat orang yang hatinya hancur lebur di hadapanNya sebagaimana yang dipahami para ulama salaf.

Kaum muslimin sekalian:

Pertahankanlah zikir yang agung seperti ini di setiap waktu sampai kapanpun. Sebab, kebaikannya banyak dan keutamaannya beragam. Sabda Nabi –shallallahu alaihi wa sallam-:

” مَا عَلَى الْأَرْضِ رَجُلٌ يَقُولُ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، وَسُبْحَانَ اللهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ، إِلَّا كَفَّرَتْ عَنْهُ مِنْ ذُنُوبِهِ  ، وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ ” رواه أحمد وحسنه الترمذى وصححه الحاكم ووافقه الذهبي

“Tidak seorangpun hidup di Atas bumi ini yang mengucapkan :[La ilaaha illa Allah, Allahu Akbar, Wa Subhanallah, Wal Hamdu Lillah, Wa La Haula, Wa La Quwwata illa Billah ] melainkan kesalahan-kesalahannya dihapuskan, meskipun sebanyak buih lautan”. HR Ahmad, dinilai Hasan oleh Tirmizi dan shahih oleh Alhakim  yang dikukuhkan oleh Al-Zahabi.

Dari Ubadah Bin Shamit berkata, Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam– bersabda:

«مَنْ تَعَارَّ مِنَ اللَّيْلِ فَقَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ ولا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، ثُمَّ قَالَ: اللَّهُمَّ  اغْفِرْ لِي، أَوْ  دَعَا اسْتُجِيبَ لَهُ، فَإِنْ تَوَضَّأَ وَصَلَّى  قبلت صلاته» .

“Barangsiapa terbangun dari tidur malamnya, lalu mengucapkan: .. “La ilaaha illa Allah, Wahdahu La Syarika Lahu, Lahul-Mulku, Wa Lahul-Hamdu, Wa Huwa Ala Kulli Syaien Qadiir. Alhamdulillah Wa Subhanallah, Wa La ilaaha illa Allah, Allahu Akbar, Wa La Haula Wa La Quwwata illa Billah” .. lalu mengucapkan .. “Allahumma ighfir Lii” .. atau berdoa .. maka dikabulkan doanya. Jika berwudhu dan shalat, maka diterima shalatnya”.HR Bukhari.

Itulah doa kebaikan bagi seorang hamba, sebagai penjagaan dan pagar pengaman bagi kemaslahatannya. Nabi –shallallahu alaihi wa sallam– bersabda:

“من قال – إذَا خرَجَ مِن بَيْتِه – بِاسْمِ الله، توكلتُ على اللهِ، لا حولَ ولا قوةَ إلا بالله يُقالُ لَهُ كُفِيتَ وَوُقِيتَ، وَتنحَّى عنْهُ الشياطينُ” رواه أبو داود والترمذى

“Barangsiapa –ketika keluar rumah- membaca [Bismillah, Tawakkaltu ‘Alallah, Laa haula Wa Laa Quwwata illa Billah] maka ada respon [kamu tercukupi dan terlindung] serta terjauhkan dari setan“. HR Abu Dawud dan Tirmizi.

Sebabnya, zikir tersebut membuahkan kepasrahan hati kepada Allah, penyerahan semua urusan kepadaNya, pengakuan akan ketidak berdayaan hati di hadapanNya, bahwa tidak ada yang bisa menolak perintahNya, bahwa seseorang tidak memiliki kewenangan apapun. Kendali segala urusan di tangan Allah, segala persoalan makhluk terkendalikan oleh ketetapan takdirNya, tidak ada yang bisa menangkal takdirNya dan tidak ada yang bisa membatalkan ketentuan hukumNya.

Maka, hendaklah Anda –wahai sesama muslim– berhati tenang, berperasaan nyaman, merasa yakin adanya penyelesaian. Segala yang dijagat raya ini tunduk pada perintah Allah, semua yang di dunia ini sekuat apapun, sehebat apapun tetap patuh kepada kekuatan Allah dan perintahNya serta takluk pada ketetapan takdirNya.

Setiap yang kuat adalah lemah di hadapan Allah. Maka sibukkanlah diri Anda –wahai hamba Allah– dengan ibadah dan berbagai amal kebaikan kepadaNya. Tetaplah berzikir kepadaNya dengan aneka zikir di waktu senang dan susah, di waktu menderita dan sejahtera.

Dalam hadis shahih, Nabi –shallallahu alaihi wa sallam– bersabda:

” مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَسْتَجِيبَ اللَّهُ لَهُ عِنْدَ الشَّدَائِدِ وَالكَرْبِ فَلْيُكْثِرِ الدُّعَاءَ فِي الرَّخَاءِ ” رواه الترمذي

“Barangsiapa menginginkan doanya dikabulkan Allah ketika dalam kesulitan dan keprihatinan, maka hendaklah memperbanyak doa ketika dalam kemakmuran”.HR Tirmizi

Maka lakukanlah kebaikan sebanyak-banyaknya, berikanlah budi baik sebesar-besarnya. Urusan dunia ini tidak akan nikmat kecuali dengan zikir kepada Allah, urusan akhirat tidaklah nyaman kecuali karena ampunan Allah, dan nikmat surgawi pun tidak akan sempurna tanpa melihat Allah. Maka lafalkanlah selalu zikir [La Haula Wa La Quwwata illa Billah] sebab kalimat ini dapat meringankan beban dalam menghadapi petaka kehidupan.

Dengan kalimat itu pula martabat seseorang terangkat. Semoga Allah selalu menolong kita. Hanya kepadaNya kita berserah diri. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah yang Maha Agung.

Khotbah Kedua

Kaum muslimin sekalian:

Orang mukmin yang bertauhid, yang menjaga ketentuan hukum Allah, yang konsisten taat kepadaNya dan kepada rasulNya –shallallahu alaihi wa sallam– pasti Allah selalu mengawalnya secara khusus. Firman Allah:

إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ [النحل/128]

“Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang selalu berbuat baik”.Qs An-Nahl:128

Barangsiapa yang berada dalam pengawalan Allah, maka dia berada di pihak yang tak mungkin terkalahkan, berada bersama penjaga yang tidak akan tidur, dan bersama penunjuk jalan yang tidak akan tersesat –sebagaimana yang dikatakan Qatadah-.

“Pengawalan Allah pasti membuahkan kemenangan dan dukungan, penjagaan dan pertolongan, dan penyelamatan dari gelapnya kabut problematika hidup”.

Barangsiapa yang selalu menjaga hak-hak Allah, pasti menemukan pertolonganNya di depan mata dalam kondisi apapun. Barangsiapa yang mengenal Allah di waktu longgar, niscaya Allah mengenalnya di waktu sempit. Allah selalu menyelamatkannya dari krisis dan melepaskannya dari mara bahaya.

Barangsiapa yang memperlakukan Allah dengan sikap ketakwaan dan ketaatan untuk meraih ridhaNya, maka Allah pun memperlakukannya dengan kasih sayang, dan menolongnya ketika dalam kesulitan. Dalam hadis Qudsi, Allah berfirman:

” وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ: كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ” رواه البخاري

“HambaKu senantiasa mendekatkan diri kepadaKu melalui amal sunnah sehingga Aku mencintainya. Jika aku telah mencintainya, Akulah pendengarannya ketika mendengar, Akulah pengelihatannya ketika melihat, Akulah tangannya ketika memukul, dan Akulah kakinya ketika berjalan. Jika ia memohon kepadaKu, niscaya Aku beri, dan jika meminta perlindungan, niscaya Aku lindungi”. HR Bukhari.

Kemudian, ketahuilah bahwa suatu amal yang paling mengharumkan kehidupan kita adalah memperbanyak doa shalawat untuk Nabi yang mulia.

Ya Allah, curahkanlah shalawat, salam dan keberkahan kepada hambaMu dan rasulMu, Nabi Muhammad –shallallahu alaihi wa sallam-, Ridhailah para Khulafaur-Rasyidin, para pemimpin yang terbimbing; Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali.

Ya Allah perbaikilah kondisi kami kaum muslimin. Ya Allah, angkatlah semua kesedihan, hilangkanlah segala keprihatinan.

Ya Allah, selamatkanlah hamba-hambaMu kaum muslimin dari segala penderitaan dan cobaan. Ya Allah, Hadapilah musuh-musuh kaum muslimin, mereka tidak akan mampu melemahkan Engkau wahai Tuhan yang Maha Agung.

Ya Allah, lindungilah saudara-saudara kami kaum muslimin di manapun mereka berada. Ya Allah, Jadilah Engkau Penolong dan Pelindung mereka wahai Tuhan yang Maha Perkasa, Maha Kuat dan Maha Kokoh.

Ya Allah, bimbinglah Pelayan dua kota suci untuk sesuatu yang Engkau cintai dan ridhai. Ya Allah, lantaran langkah-langkahnya menangkanlah agamaMu ini, tinggikanlah kewibawaan kaum muslimin.

Ya Allah, ampunilah kaum muslimin dan muslimat, yang hidup dan yang telah tiada.

Ya Allah, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Selamatkanlah kami dari siksa neraka.

=== Penutup ===

Video:

Logo

Artikel asli: https://firanda.com/2221-khotbah-jumat-masjid-nabawi-kekuatan-zikir-hauqalah-dalam-merubah-kondisi.html